..sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan. Paramecium bereproduksi secara s3ksual dan as3ksual. Reproduksi s3ksual dengan cara konjugasi.
PembelahanSelreproduksi, sedangkan pada hewan multi seluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu baru.Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung 'amitosis' dan pembelahan secara tidak langsung 'mitosis dan meiosis'.
Dikutipdari Biology: Understanding Life tahun 2005, reproduksi aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan organ seksual dan hanya melibatkan satu individu. Bakteri dapat bereproduksi dengan membelah diri menjadi dua secara langsung dan spontan atau disebut dengan pembelahan biner secara amitosis.
Parameciumcaudatum juga dapat bereproduksi secara seksual dengan konjugasi. Prosesnya didahului dengan pertukaran inti antara dua individu lalu berpisah dan masing-masing membelah menjadi dua individu. Reproduksi seksual pada Paramecium terjadi terutama saat sel terkena kondisi stres. Untuk lebih jelas mengenai perkembangbiakan Paramecium
Olehkarena itu, pada bakteri, ketika disebutkan reproduksi aseksual maka yang dimaksud adalah pembelahan biner. Definisi pembelahan biner adalah reproduksi satu sel menjadi dua sel yang kemudian dari dua sel menjadi 4 sel. Dapat kita sebut bahwa dalam pembelahan biner, setiap satu bakteri mampu menghasilkan satu anakan identik dari dirinya.
10 soal essay tentang bola voli beserta jawabannya. Tolong bantu jawab ya... 1. buatlah skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi ? 2. bagaimanakah perkembangbiakkan aseksual cyanobacteria ? 3. gambarkan macam macam bakteri dan berikan contohnya? 4. bagaimanakah pertolongan yang harus kita lakukan kepada anak balita yang diare terus menerus? 5. bagaimanakah cara mengamati bakteti rhizobium yang hidup pada bintil akar tanaman kacang kacangan jelaskan! 6. apa yang harus kita lakukan agar makanan yang kita konsumsi tidak cepat basi ? tololng dijawab semua karena poin nya besar 1. skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi dapat dilihat pada gambar yang terlampir ya,, 2. cara perkembangbiakkan aseksual cyanobacteria dapat melalui fragmentasi = pemutusan benang atau rantai nyapembelahan biner = dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identikpembemtukan spora = misalnya pembentukan akinet 3. gambar macam macam bakteri dan contohnya dapat dilihat dari gambar yang terlampir ya... 4. pertolongan yang harus kita lakukan kepada anak balita yang diare terus menerus yaitu dengan memberi minum oralit atau larutan gula garam, jika diare masih berlanjut maka segera bawa ke rumah sakit untuk pertolongan lanjutan yang lebih intensif. 5. cara mengamati bakteti rhizobium yang hidup pada bintil akar tanaman kacang kacangan yaitu dengan mengambil akar kacang yang ada bintilnya, kemudian dibersihkan dan disayat dan diamati di bawah mikroskop, jika tidak jelas dapat ditambahkan pewarna agar bakteri mudah diamati. 6. yang harus kita lakukan agar makanan yang kita konsumsi tidak cepat basi antara lain dengan memasak makanan tersebur dengan matang atau tanak, menyimpan makanan di tempat yang tidak terlalu panas dan tidak meletakkan makanan panas dalam wadah yang tertutup
Berikut akan kita bahas tentang reproduksi bakteri, pembelahan biner, konjugasi, pengelompokan bakteri, eubacteria, proteobacteria, bakteri gram positif, spirochetes, chlamydias, cyanobacteria, nostoc, chlorococcus, oscillatoria, dan anabaena. Sebagian besar bakteri melakukan reproduksi aseksual melalui proses pembelahan sederhana yang disebut pembelahan biner. Proses ini mampu mereproduksi salinan genetik dari sel induk secara tepat. Pada kondisi yang ideal, bakteri dapat membelah satu kali setiap 20 menit atau sekitar 1 Ă— 1021 anakan baru setiap harinya. Reproduksi yang cepat ini memungkinkan bakteri dapat berkembang biak menjadi sangat banyak dalam lingkungan yang menguntungkan seperti di tempat berlumpur atau makanan yang lembap. Reproduksi pada bakteri Bakteri juga dapat bereproduksi dengan cara konjugasi. Beberapa konjugasi bakteri menggunakan pili seksual. Proses konjugasi dapat memproduksi kombinasi genetik baru dan menghasilkan bakteri dengan sifat baru. d. Pengelompokan Eubacteria Menurut Campbell 1998 510, Eubacteria dibagi menjadi lima kelompok, yaitu Proteobacteria, bakteri Gram positif, Cyanobacteria, Spirochetes, dan Chlamydias. 1 Proteobacteria Proteobacteria dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri ungu kemoautotrof, Proteobacteria kemoautotrof, dan Proteobacteria kemoheterotrof. 2 Bakteri gram positif Kelompok bakteri ini beberapa anggotanya dapat berfotosintesis dan sebagian lagi ada yang bersifat kemoheterotrof. Dapat berbentuk endospora ketika keadaan lingkungan kurang menguntungkan. Contoh bakteri ini misalnya Clostridium dan Bacillus. 3 Spirochetes Bakteri ini memiliki bentuk sel heliks, memiliki panjang sampai 0,25 mm. Kelompok bakteri ini bersifat kemoheterotrof. Ada yang hidup bebas dan ada yang patogen seperti Treponema pallidum yang menyebabkan sifilis. 4 Chlamydias Bakteri ini merupakan patogen beberapa penyakit. Energi untuk beraktivitas diperoleh dari inangnya. Contohnya adalah Chlamydias trachomatis. 5 Cyanobacteria Cyanobacteria dahulu dikenal dengan nama ganggang hijau-biru bluegreen algae serta dimasukkan dalam kelompok alga eukariotik. Akan tetapi, belakangan diketahui bahwa alga ini termasuk prokariotik. Oleh karena itulah, ganggang hijau-biru sekarang disebut Cyanobacteria dan dikelompokkan ke dalam Eubacteria. Cyanobacteria ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Cyanobacteria memiliki klorofil yang tersebar di dalam plasma sel dan berpigmen fikobilin, yaitu fikosianin pigmen biru dan fikoeritrin pigmen merah. Akan tetapi, fikosianin lebih dominan sehingga Cyanobacteria dahulu disebut ganggang hijau-biru. Cyanobacteria hidup di berbagai habitat. Ada yang hidup di air tawar dan air laut. Bahkan suhunya pun berbeda-beda, dari yang bersuhu dingin, tropis, bahkan ada yang tahan hidup di air panas. Contoh Cyanobacteria; a. anabaena, b. scillatoria, c. spirulina Cyanobacteria berkembang biak dengan membelah, fragmentasi, atau dengan spora. Contoh dari Cyanobacteria adalah Nostoc, Chlorococcus, Oscillatoria, dan Anabaena.
Pertumbuhan Bakteri Pertumbuhan bakteri didefinisikan sebagai penambahan jumlah sel dan penambahan ukuran suatu sel dalam suatu populasi bakteri. Bakteri melakukan reproduksi dengan pembelahan biner, yaitu satu sel bakteri membelah menjadi dua bakteri, dua sel bakteri menjadi 4 sel bakteri dan seterusnya. Untuk mengamati pertumbuhan bakteri, sulit dilakukan hanya dengan mengamati satu sel bakteri karena ukurannya yang sangat kecil. Oleh karena itu untuk mengamati atau mengukur pertumbuhan bakteri dilakukan dengan mengamati atau mengukur perubahan populasi bakteri. Pengukuran pertumbuhan bakteri biasanya dilakukan dengan menumbuhkan bakteri di suatu media cair kemudian diukur tingkat kekeruhannya menggunakan suatu alat. Alat yang seringkali digunakan untuk mengukur pertumbuhan bakteri adalah spektrofotometer. Pertumbuhan bakteri biasanya diplotkan sebagai logaritma antara jumlah sel dengan masa inkubasi dan menghasilkan sebuah kurva yang disebut dengan kurva pertumbuhan yang terbentuk, pertumbuhan bakteri dibedakan menjadi beberapa fase yaitu Gambar 1. Kurva pertumbuhan bakteri terbagi menjadi 4 fase yaitu fase lag, fase eksponensial, fase stationer dan fase kematian Selama fase lag ini, terlihat tidak terjadi penambahan massa atau jumlah sel bakteri. Pada fase lag bakteri mengalami adaptasi dari media lama ke media baru. Meskipun tidak terlihat penambahan massa, di fase log bakteri sudah memulai memproduksi komponen – komponen untuk pembelahan sel seperti sintesis ribosom dan organela lain serta melakukan recovery. Lamanya fase lag bervariasi, tergantung kondisi bakteri yang diinokulasikan ditumbuhkan dan tergantung kondisi media. Fase lag dapat berlangsung lama jika inoculum sebelumnya ditempatkan di refrigenerator atau komposisi media yang digunakan berbeda dengan media sebelumnya. Sebaliknya jika menggunakan inoculum yang fresh dan komposisi media sama dengan komposisi media sebelumnya maka fase lag dapat berlangsung singkat bahkan tidak mengalami fase lag. Fase eksponensial atau seringkali disebut dengan fase log adalah fase pertumbuhan bakteri dimana bakteri tumbuh dan membelah secara maksimal. Dalam kurva pertumbuhan terlihat terjadi penambahan biomassa bakteri secara eksponensial. Fase eksponensial atau fase log akan terus terjadi akan terus berlangsung jika nutrisi masih tersedia. Dalam fase eksponensial, kecepatan pertumbuhan bakteri berlangsung konstan. Kecepatan pertumbuhan populasi bakteri disebut dengan waktu generasi. Waktu generasi adalah waktu yang digunakan oleh bakteri untuk membelah diri. Dengan kata lain, Waktu generasi adalah waktu yang digunakan oleh satu sel bakteri untuk membelah menjadi dua sel bakteri. Setiap spesies bakteri mempunyai waktu generasi yang berbeda beda, berikut contoh waktu generasi dari beberapa bakteri Gambar 2. Contoh waktu generasi dari beberapa bakteri, setiap spesies bakteri mempunyai waktu generasi yang berbeda-beda Dalam kurva pertumbuhan, fase stationer terlihat sebagai garis horizontal /datar. Garis horizontal / datar tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi penambahan biomassa bakteri karena jumlah sel yang membelah sama dengan jumlah sel yang mati. Fase stationer terjadi karena populasi yang tinggi dalam suatu media. Biasanya bakteri mencapai fase stationer jika telah mencapai kepadatan populasi 109 sel / ml. Selain karena kepasan populasi, fase stationer juga terjadi karena habisnya nutrisi dan oksigen O2 yang diperlukan bakteri untuk proses metabolisme. Dalam fase stationer ini, bakteri masih melakukan aktivitas memproduksi metabolit sekunder seperti antibiotik. 4. Fase kematian death fase Pada fase kematian, jumlah sel bakteri bakteri yang mengalami kematian lebih besar dari pada bakteri yang membelah. Kematian sel terjadi karena populasi bakteri yang padat, kekurangan nutrisi dan oksigen yang terjadi dalam fase stationer terus berlangsung serta adanya toxic dari sisa metabolisme. Reproduksi bakteri Bakteri memperbanyak diri atau melakukan reproduksi dengan pembelahan biner. Pembelahan biner berbeda dengan mitosis karena tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan. Dalam pembelahan biner, bakteri langsung membelah diri dari satu sel menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya. Selama melakukan reproduksi dengan pembelahan biner, bakteri selalu menghasilkan keturunan yang identik kecuali terjadi kesalahan dalam replikasi DNA. Kesalahan replikasi DNA saat pembelahan biner mengakibatkan terjadinya mutasi genetik sehingga keturunan yang dihasilkan pembelahan biner tidak identik DNA bakteri induk. Kemungkinan terjadinya mutasi genetik dalam reproduksi bakteri E coli pembelahan biner adalah 1/10 juta 1 x 10 -7. Namun karena dalam usus manusia terjadi 2 x 1010 reproduksi sel bakteri E coli baru, maka terdapat sel bakteri E coli 2 x 1010 x 1 x 10–7 yang mengalami mutasi genetik. Mutasi genetik tersebut menyebabkan terjadinya variasi dalam suatu populasi bakteri. Gambar 3. Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri Rekombinasi Genetik pada Bakteri Meskipun mutasi merupakan sumber utama terjadinya variasi dalam suatu populasi bakteri, rekombinasi genetik juga berperan dalam terjadinya variasi tersebut. Rekombinasi genetik adalah terjadinya kombinasi DNA yang berasal dari dua sumber yang berbeda. Rekombinasi genetik pada eukariotik terjadi saat meiosis dan fertilisasi zigot. Pada prokariotik, tidak terjadi meiosis dan fertilisasi zigot, namun terjadi tiga mekanisme rekombinasi genetik, yaitu Konjugasi adalah transfer materi genetik DNA antar dua bakteri secara langsung melalui suatu pili yang disebut dengan sex pili. Konjugasi pada bakteri terjadi secara one way, artinya satu bakteri memberikan materi genetiknya dan satu bakteri lainnya menerima materi genetik. Kemampuan bakteri untuk mendonorkan / memberikan DNA ke bakteri lain serta kemampuan membentuk sex pili ditentukan oleh suatu fragmen DNA yang disebut dengan F factor. F factor menyandikan kurang lebih 25 gen yang sebagian besar digunakan untuk membentuk sex pili. F factor dapat berupa plasmid atau merupakan fragmen dari DNA inti suatu bakteri. Gambar 4. Gambar skematis proses konjugasi pada bakteri Plasmid yang merupakan F factor disebut dengan F plasmid. Bakteri yang memiliki F plasmid disebut dengan sel F+ sedangkan bakteri yang tidak memiliki F plasmid disebut dengan sel F-. Sel F+ akan mentrasfer F plasmid ke sel F-. F plasmid terdiri dari double stranded DNA, sel F+ akan mentrasfer 1 strand DNA F plasmid melalui sex pili yang terbentuk. F factor dapat terintegrasi ke DNA kromosomal bakteri. Ketika F factor terintegrasi, DNA kromosomal bakteri dapat ditransfer melalui mekanisme konjugasi ke bakteri lain. Bakteri dengan F factor yang terintegrasi dalam DNA kromosomnya disebut dengan Hfr cell. Satu dari dua strand DNA kromosomal bakteri yang telah terintegrasi dengan F factor akan dikonjugasikan ke bakteri lain melewati sex pili. Sex pili akan terputus sebelum semua DNA kromosomal bakteri dikonjugasikan. Di dalam sel bakteri F-, DNA kromosomal bakteri yang homolog dengan DNA baru hasil konjugasi akan mengalami crossing over sehingga sel bakteri F- menjadi bakteri rekombinan yang mempunyai DNA kromosomal dari dua bakteri yang berbeda. Selain F plasmid, R plasmid yang merupakan plasmid pembawa gen ketahanan antibiotik. R plasmid juga di transfer / disebarkan ke bakteri lain melalui mekanisme konjugasi. Transformasi adalah peristiwa masuknya DNA asing k edalam DNA kromosom bakteri. Sel bakteri yang dapat menerima disebut dengan sel kompeten. Salah satu contoh tranformasi yang terjadi secara alami adalah pada bakteri Streptococcus pneumoniae. Ketika biakan bakteri Streptococcus pneumoniae non virulent dicampurkan dengan DNA dari Streptococcus pneumoniae virulent penyebab penyakit maka bakteri Streptococcus pneumoniae non virulent menjadi Streptococcus pneumoniae yang virulent. Transformasi pada bakteri fasilitasi oleh DNA- binding protein yang berada pada dinding sel. DNA- binding protein akan mengikat DNA yang terdapat pada media bakteri. Dengan mekanisme tertentu DNA kemudian ditransport ke sitoplasma dan diintegrasikan ke DNA kromosom bakteri. Gambar 5. Gambar skematis proses transformasi bakteri Transduksi adalah proses transfer materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain dengan perantara virus. Bakteriofag adalah virus yang dapat menyerang bakteri. Ketika menginfeksi suatu bakteri, bakteriofag akan melakukan replikasi genetik dan terkadang membawa gen dari bakteri inang. Namun juga terkadang terjadi suatu insiden yaitu bakteriofag mampu menginfeksi bakteri lain, memindahkankan materi genetik yang dibawa namun tidak mampu lagi memperbanyak diri. Ketika bakteriofag yang baru terbentuk, bakteriofag tersebut akan menginfeksi bakteri lain dan memasukkan materi genetiknya serta materi genetik bakteri yang dibawa tersebut ke sel host yang baru. Materi genetik bakteri tersebut kemudian akan menyatu dengan DNA kromosom host yang baru melalui mekanisme crossing over. Gambar 6. Gambar skematis transduksi pada bakteri Baca Juga Morfologi dan Struktur Bakteri Testcross dan Hukum Mendel II Gregor Mendel dan Hukum Segregasi Hukum Mendel I Pola Pewarisan yang Lebih Kompleks dari Hukum Mendel Kata kunci kurva pertumbuhan bakteri, waktu generasi bakteri, Pembelahan biner pada bakteri, Proses konjugasi pada bakteri,transduksi bakteri, transformasi bakteri
Reproduksi Bakteri Bagaimana Cara Bakteri Berkembang Biak secara Proses Transformasi dan Konjugasi 17 Juni 2018 Biologi, SMA Reproduksi Bakteri Bagaimana Cara Bakteri Berkembang Biak secara Proses Transformasi dan Konjugasi akan admin bahas kali ini. Berbeda dengan reproduksi virus yang menggunakan daur litik dan lisogenik, Bakteri berkembangbiak dengan 2 cara. Secara umum, bakteri berkembang biak dengan cara membelah diri secara biner. Di kesempatan kali ini, admin akan menjelaskan mengenai materi biologi kelas x tentang bagaimana bakteri dapat berkembangbiak dan melakukan rekomendasi genetik. Reproduksi BakteriReproduksi Aseksual pada BakteriCara Reproduksi Bakteri secara SeksualReproduksi TransformasiReproduksi Bakteri Transduksi Reproduksi Bakteri secara Konjugasi Reproduksi Bakteri Ringkasan Materi Perkembang Biakan Bakteri secara Seksual dan Aseksual Seperti yang admin ulas di pendahuluan materi bakteri diatas, bahwa ada 2 sistem reproduksi bakteri, yaitu Membelah Diri, serta Reproduksi Seksual/Paraseksual. Baca Juga Klasifikasi Eubacteria, dan Ciri Ciri Eubacteria Reproduksi Aseksual pada Bakteri Cara bakteri berkembang biak adalah dengan membelah diri. Tiap bakteri, dapat membelah dalam waktu 15 hingga 20 menit. Apabila dihitung dalam tiap harinya, berarti satu bakteri dapat membelah mencapai jutaan bakteri dalam waktu satu hari saja. Mekanisme reproduksi bakteri secara aseksual dapat dijelaskan sesuai gambar berikut ini Reproduksi Bakteri secara Aseksual dengan Membelah Diri secara Biner Lalu mengapa reproduksi disebut pembelahan Biner? Jawabannya, karena reproduksi aseksual pada bakteri, akan dilakukan secara terus menerus. Dari 1 sel, menjadi 2 sel, kemudian 4 sel, 8 sel, 16 sel, 32 sel, dan seterusnya. Hal ini sesuai dengan angka biner yang menggunakan notasi 2 pangkat 0, 2 pangakt 1, 2 pangkat 2, dan seterusnya. Cara Reproduksi Bakteri secara Seksual Selain membelah diri secara biner, beberapa bakteri juga dapat berkembang biak dengan cara seksual ada yang menyebut dengan “Paraseksual“. Reproduksi seksual pada bakteri berbeda dengan cara bereproduksi eukariotik lainnya. Reproduksi seksual bakteri sering disebut dengan Rekombinasi Genetik. Rekombinasi Genetik adalah peristiwa dimana dua bakteri saling bertukar materi genetika. Nantinya, bakteri yang telah melakukan rekombinasi genetika, akan menghasilkan ADN yang disebut dengan “Gen Rekombinan“. Ada 3 cara agar bakteri dapat berkembang biak secara seksual Rekombinasi DNA, yaitu dengan Transformasi, Transduksi, serta Konjugasi. Berikut uraian penjelasannya. Baca Juga Ciri Ciri Archaebacteria, serta Klasifikasinya Reproduksi Transformasi Sejarah transformasi adalah saat Frederick Griffith menemukan cara reproduksi ini yang dapat dilakukan pada bakteri. Dengan ditemukannya mekanisme transformasi bakteri ini, perkembangan biologi molekul serta genetika modern pun sangat pesat. Reproduksi seksual pada bakteri dengan cara transformasi bekerja dengan cara berikut Fragmen ADN bebas bakteri dimasukkan ke dalam bakteri penerimareseipen, Fragmen ADN akan menyatu dengan genom bakteri penerima, ADN donor akan terpisah menjadi 2, ADN penerima sebagian akan lepas, dan meninggalkan tempatnya, ADN donor akan masuk ke dalam ADN penerima yang telah ditinggalkan, ADN yang telah masuk tadi akan berubah menjadi ADN rekombinan Bakteri hasil reproduksi, Selanjutnya, ADN Rekombinan/Gen Rekombinan tersebut akan membelah diri seperti pembelahan bakteri pada umumnya. Reproduksi Transformasi ditemukan oleh Frederick Griffith. Reproduksi Bakteri Transduksi Sejarah Transduksi adalah saat Norton Zinder serta Joshua Lederberg menemkan teknik ini ditahun 1952. Cara transduksi dan mekanisme reproduksi bakteri transduksi bakteri dapat bekerja walaupun bakteri tidak kontak langsung dengan bakteri lainnya. Namun, untuk menggunakan mekanisme transduksi ini, peneliti harus menggunakan virus sebagai perantaranya biasanya menggunakan virus Bakteriofage. Baca Juga 15+ Manfaat Virus bagi Kehidupan Manusia Reproduksi Bakteri secara Konjugasi Berbeda dengan cara berkembang biak dengan transduksi, reproduksi konjugasi adalah perkembang biakan bakteri secara kontak langsung antara sel donor dan sel penerima. Kelebihan reproduksi bakteri secara konjugasi adalah mampu memindahkan sel genetika bakteri yang lebih panjang ke dalam sel penerima. Namun, kelemahan mekanisme konjugasi adalah hanya dapat dilakukan pada bakteri Gram Negatif. Contoh bakteri Gram Negatif adalah Escherichia coli, Salmonella, Shigella, serta Pseudomonas aeruginea. Reproduksi Seksual pada bakteri dapat dilakukan dengan cara Transformasi, Transduksi, dan Konjugasi. Artikel Reproduksi Bakteri Bagaimana Cara Bakteri Berkembang Biak secara Proses Transformasi dan Konjugasi admin cukupkan sekian, semoga bermanfaat. Jangan lupa share, like, dan comment pada kolom yang telah disediakan dibawah yah. About The Author
Ilustrasi bakteri 3D animations Organisme prokariotik salahsatunya adalah bakteri yang nantinya dibagi menjadi dua yaitu archaebacteria dan eubacteria melakukan reproduksi dengan berbagai macam cara. Reproduksi bakteri berbeda dengan organisme eukariotik terutama hewan tingkat tinggi yang melakukan reproduksi dengan cara kopulasi sehingga sel ovum dapat dibuahi oleh sel sperma. Berikut ini 4 cara reproduksi bakteri 1. Pembelahan Biner Pembelahan biner merupakan cara reproduksi yang paling umum dijumpai pada bakteri yaitu dengan cara membelah diri daris atu sel bakteri menjadi dua sel bakteeri, dst. Waktu generasi yang pendek memungkinkan populasi prokariotik dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan secara cepat. Dalam suatu lingkungan dengan sumberdaya yang memadai, satu sel akan membelah menjadi 2 sel. Kedua sel akan membelah menghasilkan 4 sel, kemudian 8 sel, 16 sel, dan seterusnya. Beberapa spesies dapat membelah dalam waktu 20 menit, ada juga yang mampu membelah pada kisaran waktu 1 sampai 3 jam. Dalam pembelahan biner ini, materi genetik hasil pembelahan sama dengan materi genetik induknya. Pembelahan biner Untuk menghitung kecepatan reproduksi sel bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan rumus 2 pangkat n 2^n. n merupakan berapa kali sel bakteri membelah Berikut contohnya Bakteri melakukan pembelahan biner sebanyak 6x, berapa jumlah bakteri pada hasil akhirnya? Jawaban 2^6 = 64 sel bakteri. Jadi jumlah bakteri yang terbentuk setelah membelah 6x adalah sebanyak 64 sel bakteri Soal tersebut merupakan soal yang sederhana, jika dikembangkan lagi bisa seperti ini Bakteri melakukan pembelahan biner 3x dalam waktu 30 menit , berapa jumlah bakteri yang terbentuk dengan waktu 2 jam? Jawaban Pembelahan biner 3x selama 30 menit, berarti tiap 10 menit bakteri membelah 1x 2jam=120 menit 120 menit/10 = 12 x jadi sel bakteri selama 2 jam melakukan pembelahan sel sebanyak 12 x 2^12 = 4096 sel bakteri Jasi selama dua jam, jumlah bakteri yang terbentuk adalah sebanyak 4096 sel bakteri Mudah bukan.... 2. Konjugasi Konjugasi merupakan reproduksi bakteri dengan cara melakukan transfer genetik ke bakteri lainnya secara langsung. jadi pada reproduksi menggunakan cara konjugasi tidak terbentuk bakteri baru seperti halnya pembelahan biner, hanya saja materi genetik DNA plasmid yang mengalami perpindahan, sehingga bakteri yang medapat transfer genetik dapat memiliki sifat yang sama dengan bakteri yang mndonorkan gen nya. konjugasi dengan cara membentuk jembatan pili Mula-mula, kedua sel bakteri berdekatan, kemudian membentuk tonjolan atau struktur jembatan menggunakan pili/pilus/fili yang menghubungkan kedua sel tersebut. Transfer kromosom maupun transfer plasmid akan terjadi melalui jembatan konjugasi. Sel yang mengandung materi gen rekombinan kemudian memisah dan terbentuklah dua sel bakteri dengan sifat baru sifat rekombinan dengan cara pembelahan biner. Contoh bakteri yang mampu berkonjugasi antara lain Salmonella typhi dan Pseudomonas sp. Transfer kromosom dapat pula terjadi melalui pilus seks, seperti yang terjadi pada Escherichia coli. 3. Transformasi Transformasi merupakan cara reproduksi bakteri dengan menggunakan transfer gen dengan cara sel bakteri mengambil materi genetik dari bakteri lainnya yang berada di lingkungan bakteri. Bakteri yang berdekatan dengan bakteri lain dapat memindahkan plasmidnya tanpa harus membentuk saluran terlebih dahulu. Hal ini memungkinkan adanya perubahan sifat dari bakteri itu sendiri misal bakteri Pneumococcus sp. yang jinak bisa menjadi patogen apabila mengalami transformasi oleh bakteri Pneumococcus sp. yang sifatnya patogen. transformasi pada bakteri dengan cara mengambil materi genetik di lingkungan Maeteri tambahan Urutan gen pada kromosom bakteri dapat juga ditetapkan atas dasar data transformasi. Sebagai contoh, jika gen p dan q sering mengalami kotransformasi, demikian pula gen p dan o juga sering mengalami kotransformasi, tetapi gen o dan p jarang mengalami kotransformasi, maka tentu saja urutan gen pada kromosom bakteri itu adalah p – q - o. Berkenaan dengan pemetaan gen pada kromosom bakteri, pada saat ini orang dapat memperoleh atau mendapatkan peta suatu fisik gen-gen, dalam arti suatu peta lokasi fisik relatif gen-gen sepanjang molekul DNA. Seperti diketahui para ahli genetika memang dapat mengontrol ukuran fragmen-fragmen DNA yang digunakan pada sesuatu percobaan transformasi. Oleh karena itu peluang kotransformasi dari dua gen dapat dihubungkan dengan ukuran molekuler DNA pentransformasi. Secara operasional dengan menghubungkan frekuensi kotransformasi dengan ukuran rata-rata DNA pentransformasi, memang akhirnya seseorang dapat mengungkap suatu peta fisik gen.materi tambahan ini diambil dari 4. Tranduksi Tranduksi merupakan proses reproduksi bakteri dengan cara trasfer gen melalui perantara virus. virus membawa gen bakteri dari satu sel inang ke sel inang lainnya. Ada dua bentuk transduksi yaitu transduksi umum dan transduksi khusus. Keduanya dihasilkan dari penyimpangan pada siklus reproduktif virus. a. Tranduksi Umum Diakhir siklus litik virus, molekul asam nukleat virus dibungkus di dalam kapsid, dan virus lengkapnya dilepaskan ketika sel inang lisis. Kadangkala sebagian kecil dari DNA sel inang yang terdegradasi menggantikan genom dari virus. Virus seperti ini cacat karena tidak memiliki materi genetik sendiri. Walaupun demikian, setelah pelepasannya dari inang yang lisis, virus dapat menempel pada bakteri lain dan menginjeksikan bagian DNA bakteri yang didapatkan dari sel pertama. Beberapa DNA ini kemudian dapat menggantikan daerah homolog dari kromosom sel kedua. Kromosom sel ini sekarang memiliki kombinasi DNA yang berasal dari dua sel sehingga rekombinasi genetik telah terjadi. Jenis transduksi ini disebut dengan transduksi umum karena gen-gen bakteri ditransfer secara acak. b. Tranduksi khusus Untuk transduksi khusus memerlukan infeksi oleh virus temperat, dalam siklus lisogenik genom faga temperat terintegrasi sebagai profaga ke dalam kromosom bakteri inang, di suatu tempat yang spesifik. Kemudian ketika genom virus dipisahkan dari kromosom, genom virus ini membawa serta bagian kecil dari DNA bakteri yang berdampingan dengan profaga. Ketika suatu virus yang membawa DNA bakteri seperti ini menginfeksi sel inang lain, gen-gen bakteri ikut terinjeksi bersama-sama dengan genom faga. Transduksi khusus hanya mentransfer gen-gen tertentu saja, yaitu gen-gen yang berada di dekat tempat profaga pada kromosom tersebut. Tranduksi pada bakteri yang melibatkan virus
buatlah skema reproduksi bakteri dengan cara pembelahan biner dan konjugasi